Sabtu, 24 September 2011

jilbab adalah modeku


Akses untuk mendapatkan segala bentuk informasi begitu sangat cepat dan mudah di era globalisasi. Era ini telah membawa dalam kemudahan untuk mendapatkan segala sesuatu, ini dampak dari globalisasi. Positif dan negatif dampaknya juga sangat terasa, namun dampak negatif yang lebih besar.

Budaya, mode dan pergaulan pun mengikuti perkembangan arus kemoderenan. Minum-minuman keras sudah menjamur, terjual bebas, mudah untuk mendapatkannya. Baju yang minim bahan yang lebih populer daripada yang cukup bahan. Bergandengan tangan banyak dilakukan oleh pasangann yang ilegal, bahkan mereka berani berciuman di tempat-tempat umum. Itu adalah fakta yang banyak kita temui, di angkutan umum, taman kota, pasar dan tempat-tempat umum lainnya. Sungguh sangat ironis sekali melihat fakta ini, padahal negeri yang kita cintai adalah mayoritas muslim, tapi identitas kemuslimannya tak terlihat.

Budaya barat yang masuk sudah tak terkontrol lagi. Mode yang sudah menggila disuguhkan dengan leluasa. Serta pergaulan yang semakin luar biasa bebasnya. Mode yang semakin menggila disuguhkan kepada seluruh lapisan masyarakat tapi yang sasaran yang paling utama adalah para wanita. Sehingga banyak ditemui para wanita yang memakai baju tapi mereka telanjang,karena pakaian yang dipakai jauh dari kesopanan. Nilai kesopanan dan malu seakan-akan telah terkikis dengan perubahan zaman.

Para wanita tersebut yang notabene adalah seorang muslim pun sudah terjangkiti dengan virus ini, sungguh sangat dahsyat sekali virus ini sampai-sampai seorang muslimah terkikis identitasnya.

Negeri yang bernama Indonesia ini adalah mayoritas penduduknya adalah seorang muslim, tapi identitas muslimnya telah hilang bercampur dengan identitas bangsa lain. Mereka lebih bangga memakai identitas bangsa lain daripada identitas Islamnya. Maka sangat tepat sekali judul sebuah sinetron yang berbunyi ‘’islam KTP’’.

Ditengah-tengah kemoderenan yang sangat cepat ini juga membuat sebagian orang ‘melek’ dari segala keburukan yang ada. Nyaman memang tapi juga harus membayar mahal atas kenyamanan yang di dapat. Untuk makan saja mereka harus membayar mahal, bahkan nyawa jadi taruhannya.

Tapi sayang ini tak menjadikan semua orang sadar untuk mencari kehidupan yang lain, mereka yang sudah nyaman dengan kondisi ini maka mereka enggan untuk berpikir kembali tentang hidupnya. Perubahan yang terjadi seperti banyak ditemukan wanita berkerudung atau wanita berjilbab bukanlah murni muncul dari kesadaran atas individu tapi karena trend. Mereka memakai kerudung karena ikut idola mereka yang memakai kerudung. Inilah trend yang harus diluruskan.

Bersamaan dengan kegembiraan atas maraknya pemakain busana muslim di berbagai kalangan itu, terjadi pula keprihatinan yang merupakan dampak negatif karena menjadikan artis sebagai panutan. Dengan keterbatasan pemahaman tentang hukum jilbab, maka yang berkembang di masyarakat tidak sesuai dengan syari’at yang terakumulasi menjadi kerudung yang gaul. Prinsip kerudung gaul yang terpenting adalah memakai kerudung, terserah bentuk pakaian yang dipakai oleh perempuan. Bahkan yang lebih parah adalah pakaian atas perempuan adalah kerudung sebatas leher atau bahkan hanya menutupi rambut saja, sehinga anting-anting, kalung dan poni rambut kelihatan. Dan pakaian bagian bawah perempauan adalah pakaian-pakaian mode terkini yang sedang in, sampai pusarnya kelihatan.

Sebagai orang beriman, para perempuan muslimahh tentu saja mengenakan pakaian jilbab dan kerudung bukan karena melihat bintang film, artis, eksekutif, Profesional, dan orang-orang yang hari ini dianggap sebagai panutan di masyarakat mengenakannya. Tidak seorang perempuan muslimah ridho dengan satu-satunya pilihan yang diberi Allah untuk mengenakan pakaian syar’i (jilbab dan kerudung) pada saatt tampil di hadapan publik, baik ke pasar, ke sekolah, ke kampus, ke kantor, ke sawah atau kemana saja dimana dia mesti melewati jalan-jalan umum dan bertemu dengan khalayak ramai dimana dii sana ada kehidupan pria dan perempuan secara umum. Kerelaan perempuan muslimah dengan keputusan Allah sang pembuat aturan adalah bentuk keimanan dan ketawaduannya. Pada firman Allah SWT:

‘’ Dan tidaklah pantas bagi laki-laki yang mukmin dan perempuan yang mukmin, apabila Allah dan Rasul-Nya telah menetapkan suatu ketetapan, akan ada pilihan (yang lain) bagi mereka tentang urusan mereka. Dan barang siapa mendurhakai Allah dan Rasul-Nya, maka sungguh, dia telah tersesat, dengan kesesatan yang nyata.’’
(TQS:Al-Ahzab36)

Tentu dengan dasar keimanan yang kuat itu, perempuan muslimah dengan ringan, mudah, dan penuh keikhlasan, bahkan kebanggaan, dan perasaan “plong” bisa melaksanakan perintah-Nya.

Jilbab bukanlah budaya bangsa Arab, tapi dia merupakan syari’ah islam.

‘’ Wahai Nabi! Katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu dan istri orang-orang Mukmin, “Hendaklah mereka menutupkan jilababnya ke seluruh tubuh mereka.” Yang demikian itu agar mereka lebih mudah untuk dikenali, sehingga mereka tidak diganggu. Dan Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang.”
(TQS.Al-Ahzab : 59)

Dari ayat diatas dapat diketahui bahwa jilbab itu menjaga kehormatan para muslimah karena dengan jilbab mereka terhindar dari pandanga-pandangan yang penuh nafsu, ini dikarenakan aurat tertutup dengan sempurna. Yang kedua adalah jilabab merupakan pakaian taqwa. Menggunakan jilbab sebagai pelaksanaan syari’at Allah, berarti mengenakan pakaian taqwa. Tentu saja, diharapkan orang yang berjilbab, yang membungkus dirinya dengan pakaian taqwa, juga melatih jiwanya serta mengasah akalnya agar ketaqwaan itu meliputi akal fikiran dan perasaannya sehingga seluruh sikap cerminan ketaqwaannya kepada Allah.

‘’ wahai anak cucu Adam! Sesungguhnya Kami telah menyediakan pakaian untuk menutupi auratmu dan untuk perhiasan bagimu. Tetapi pakaian takwa, itulah yang lebih baik. Demikianlah sebagian tanda-tanda kekuasaan Allah, mudah-mudahan mereka ingat.”
(TQS.Al-A’raf : 26)

Pakaian itu menutup aurat dan perhiasan (ar-risy)adalah apa saja yang mempercantik manusia secara nyata. Pakaian menutup aurat merupakan keharusan, sedangkan perhiasan merupakan penyempurna dan tambahan.

Kamis, 22 September 2011

''pEsAn dari SaHaBaT untuk SaHaBaT''

Masalah adalah hadiah yang dapat kita terima dengan suka cita..........

Dengan pandangan tajam, kita bisa melihat keberhasilan dibaliknya.........

Masalah adalah anak tangga menuju kekuatan yang lebih tinggi...........

Maka, hadapilah dan ubahlah menuju kekuatan untuk sukses.............

Tanpa masalah, kita tak layak memasuki jalur keberhasilan. Bahkan hidup ini pun masalah, karena itu terimalah sebagai hadiah..............


Hadiah terbesar yang dapat diberikan oleh induk elang pada anak-anaknya bukanlah serpihan-serpihan makanan pagi hari................

Bukan pula, eraman hangat di malam-malam yang dingin............

Namun, ketika mereka melempar anak-anak itu dari tebing yang tinggi dan anak-anak elang itu menganggap induk mereka sungguh keterlaluan..............

Mereka menjerit ketakutan, matilah aku......!!!!

Sesaat kemudian, bukan kematian yang diterima, namun kesejatian diri sebagai elang, yaitu terbang............

Bila kita tak berani mengatasi masalah, kita tak akan menjadi seseorang yang sejati..............