Minggu, 14 Agustus 2011

jangan mengulang 'JURAIJ'

Sesungguhnya berbakti kepada kedua orang tua itu kewajiban agama, sebagaimana halnya kewajiban berdakwah, amar makruf nahi mungkar, jihad dan shalat. Sebaliknya, durhaka kepada kedua orang tua termasuk dosa besar, yang tidak lebih kecil dosanya daripada dosa zina, mencuri dan dosa-dosa besar lainnya. Bisa jadi durhaka kepada orang tua lebih berat bobotnya daripada dosa-dosa besar. Jadi mengapa Anda memilah-milah Islam; Anda menerima sebagian ajarannya tetapi menolak sebagian yang lain.

Seoang penyair bertutur :
jangan larang salah satu akhlak sementara Anda mengerjakannya
Aib besar jika Anda melakukannya

Hendaklah Anda menyadari bahwa Islam telah memuliakan kedua orangtua. Islam bahkan membolehkan memutuskan shalat sunnah atau nafilah yang sedang Anda lakukan sekadar untuk menjawab panggilan ibu dan ayah Anda saat mereka memanggil Anda. Berikut kisah Juraij, seoranh ahli ibadah dari kalangan Bani Israel, bersama ibunya. Kisah ini pernah dituturkan oleh Rasulullah saw. Beliau bersabda :

....Juraij adalah seorang ahli ibadah. Ia membangun sebuah tempat ibadah dan menetap disana. Pada suatu hari ibunya datang ke temapat ibadahnya, sementara ia sedang shalat. Ibunya memanggil, 'Juraij!"

Juraij membatin, "tuhanku, ibuku memanggilku, sementara aku sedang shalat?"

Juraij memilih untuk meneruskan shalatnya. Lalu ibunya pulang. Besoknya ibunya datang lagi. Lagi-lagi Juraij sedang shalat. Ibunya memanggil, "Juraij!"

 Juraij membatin lagi, "tuhanku, ibuku memanggilku, sementara aku sedang shalat?"

Juraij kembali memilih meneruskan shalatnya. Karena itu ibunya kembali memilih pulang. Besoknya lagi ibunya datang lagi. Lagi-lagi Juraij sedang shalat. Ibu Juraij memanggil, "Juraij!"
Juraij pun membatin lagi, "Tuhanku, ibuku memanggilku, sementara aku sedang shalat?"
 
Juraij lebih memilih meneruskan shalatnya. Karena kesal, ibu Juraih berkata, "Ya Allah, jangan Engkau matikan Juraij sebelum diia melihat wajah pelacur."
Suatu ketika orang-orang Bani Israel membicarakan Juraij dan ibadahnya. Saat itu ada wanita cantik sekali dan tidak aa tandingannya ketika itu. Wanita itu berkata, "Jika kalian mau, aku sanggup menggoda Juraij."

Lalu wanita itu menemui JUraij. Namuun, JUraij bergeming untuk berpaling. Setelah itu wanita itu pergi menemui penggembala yang biasa tinggal di tempat ibadah Juraij, lalu mengodanya. Penggembala itu pun menggauli si wanita. Lalu si wanita itu hamil. Usai melahirkan anaknya, wanita itu berkata, "ini anak Juraij."

Orang-orang Bani Isael lalu mendatangi Juraij dan  menyuruhnya keluar. Mereka lalu menghancurkan tempat ibadahnya dan memukuli juraij. Juraij berkata, "Apa-apaan ini?"

Mereka menjawab, "Engkau telah berzina dengan wanita pelacur ini hingga ia melahirkan anak." Juraij berkata, "mana bayinya?"

Mereka lalu membawa si bayi kepada JUraij. Lalu JUraij berkata, "Izinkan aku shalat."

Jurai pun mengerjakan shalat. Usai shalat, Juraij datang ke tempat si bayi. Ia lalu menekan perutnya seraya berkata, "Nak, siapa sebenarnya ayahmu?" Si bayi menjawab, Penggembala itu"

Orang-orang bani Israel lalu menciumi Juraij dan berkata, "Kami akan membangun tempat ibadah dari emas untukmu."

Juraij berkata, "Tidak usah, bangun saja lagi tempat ibadah dari tanah seperti sebelumnya."

Mereka pun mengerjakan Juraij (HR> al-Bukhari, Muslim dan Ahmad).

Dalam hal ini, Juraij hanya melakukan salah satu shalat sunnah. Namun, ia tidak mau membatalkannya sekadar untuk menjawab panggilan ibunya. Ia menduga bahwa meneruskan shalatnya adalah lebih baik daripada menjawab panggilan ibunya dan berbakti kepadanya. Hal itu dilakukan Juraij sampai tiga kali pada hari-hari yang berbeda. Pada, ketiga kejadian itu Juraij tidak menjawab panggilan ibunya. Karena itu, ibunya mendo'akan keburukan untuknya. Allah SWT mengabulkan do'a ibunya untuk mengajarinyya pelajaran penting tentang skala prioritas dalam agama Allah SWT, juga untuk agar ia tahu bahwa berbakti kepada kedua orangtua dan berbuat baik kepada keduanyya itu lebih baik dab lebih mulia dalam timbangan seorang hamba di akhirat daripada sekadar shalat sunnah
Karena betapa pentingnya pelajaran berharga ini yang perlu diketahu Juraij, Rasulullah saw, mengajarkannya kepada umat Beliau, sebagai bentuk ungkapan kasih sayang Beliau kepada mereka  agar mereka, terutama orang-orang soleh, penegak agama dan orang-orang selevel dengan Juraij tidak melakukan kesalahan yang dulu pernah dilakukan Juraij. Sebab, hukuman atas mereka lebih berat daripada orang-orang yang levelnya lebih rendah daripada level mereka.

Mari mempergunakan waktu dan kesempatan untuk melakukan BIRUL WALIDAIN dengan sebaik-baik mungkin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar