Selasa, 28 Januari 2014

Obrolan santai tapi bermakna



Menunggu adalah hal yang paling membosankan sekali apalagi tidak ada hal yang bisa di lakukan ditambah kondisi yang capek karena telah melakukan perjalanan dengan jarak tempuh yang cukup jauh, bawaannya uring-uringan muluk,hal ini sering terjadi padaku tapi berbeda untuk pagi ini karena banyak cerita yang ku dapatkan. Pagi ini aku menunggu jemputan di stasiun, kereta yang membawaku sudah sampai di stasiun sejak pukul 03:00 tapi jemputan datang ba'da subuh. Sebelumnya aku telah menghemat sehemat mungkin baterai Hp karena bisa mati gaya kalau tanpa gadget hihihihi anak gaul ini.
 Begitu turun dari kereta, seperti biasanya tukang ojek selalu menghadang,
                "Mau pulang kemana, mbak?" tanya tukang ojek.
                "Oh, saya nunggu jemputan, pak!" jawabku santai.
                "Pulang kemana to mbak?" Tanya tukang ojek dengan nada memaksa.
Kalau sudah begini aku malas untuk menjawabnya, berlalu tanpa kata itu pilihan yang sering aku lakukan. Mencari area yang nyaman untuk menunggu karena aku harus menunggu selama 3 jam. Aku memilih duduk dekat dengan ibu-ibu bersama putri kecilnya. Aku mengamati ibu tadi yang sedang berdandan karena terusik dengan pengamatanku, ibu tadi berkata,
                "Saya kalau dirumah juga dandanin orang mbak!"kata ibu tadi tiba-tiba.
                "Oh...!" hanya itu yang keluar dari mulutku karena merasa malu.
                "Cuma 5 menit mbak, sini mbak saya dandanin sebentar kok!" tawar si ibu
                "Apa? Oh tidak bu, terima kasih!" tolak ku secara halus
                "Kenapa mbak, tidak suka dandan ya mbak? tanya ibu tadi.
                "Oh tidak begitu suka hehehehe!" jawabku cengengesan.
                "Ibu-ibu disana juga membayar saya mbak!" kata ibu tadi.
                "Oh, berapa gitu, bu? Tanyaku penasaran.
                "Berapapun saya terima mbak, dulu ketika masih awal paling sekitar Rp 25000 tapi kemarin ada yang memberi Rp 150000, lumayanlah mbak buat sehari-hari!" jelas ibu tadi.
                "Sudah lama, bu?" tanyaku.
                "Sudah cukup lama juga mbak, sebagai sambilan." jawab ibu itu sambil tersenyum.
Personil nongkrong kami jadi tambah karena banyak tukang ojek yang ikut nimbrung.
                "Mau kemana, bu?tanya tukang ojek.
                "Ke Tuban pak!"jawab ibu tadi
                "Lha mari diantar!"tawar tukang ojek.
                "Sudah di jemput kok pak! jawab ibu tadi.
Setelah itu datang pegawai stasiun lumayanlah aku bisa tanya-tanya tentang kereta api bisa nambah koleksi tulisan hehehehe.
                "Pagi banget ya, pak, dulu saya naik kereta ini sampai jam 6 disini!"kata ibu tadi pada si petugas kereta api.
                "Ibu tadi ikut Gumarang ta?tanya si Bapak petugas
                "Iya, Pak!" jawab ibu singkat.
                "Sekarang memang pakai kebijakan baru, Bu! jelas Bapak petugas.
Aku jadi tertarik untuk ikut obrolan ini,
                "Sejak kapan pakai AC, Pak, dulu saya naik belum pakai AC?" tanyaku.
                "Sudah lama mbak! jawab si Bapak.
                "Sekarang, seluruh kereta menggunakan AC!" tambah si bapak.
                "Oh begitu ya, pak, berarti ekonomi juga pakai AC? tanyaku
                "Iya mbak!jawab bapak petugas
                "Bagaimana dengan KRD? Tanyaku
                "KRD masih tetap jalan cuma jadwal keberangkatannya yang dikurangi. Kalau dulu berangkat pagi dari sini, sekarang keberangkatan dari surabaya sampai cepu itupun siang sekitar jam 10-an dan balik lagi ke surabaya sekitar jam 2. Sekarang ada KRD express!" jelas si bapak petugas.
                "Berapa harganya, pak?
                "20000!"
                "Mahal sekali ya!" kataku.
Sebenarnya masih banyak pertanyaan yang ada di benak tapi sudah disela oleh ibu tadi,
                "Tadi saya duduk di bawah AC dan airnya netes jadi kami tidur di bawah! adu si ibu.
                "Lha ibu tadi tidak bilang sama petugas kalau ibu tadi bilang maka akan langsung diperbaiki. Kalau sekarang ada aduan seperti ini pasti disana langsung diperbaiki karena memang sistemnya sekarang lebih baik daripada yang dulu.
                "Kalau anggota 50% ya, pak?" tanya ibu itu.
                "Iya, bu, tapi khusus anggota bukan untuk keluarganya, keluarganya tetap harga biasa." kata si bapak.
                "Saya dulu pernah memakai kartu ayahnya dan saya harus bayar 50% lagi diatas kereta!"Kata ibu tadi.
                "Tapi ibu dapat buktinya, kan?" tanya si bapak.
                "Iya pak saya dapat kertas biru kecil! Jelas ibu tadi.
                "Kalau tidak dapat tanda bukti ibu bisa melapor! jelas ibu tadi.
                "Oh iya pak, kalau meng-cancel tanggal keberangkatan di kenai denda berapa persen? tanya si ibu.
                "25% bu! jawab petugas tadi
                "Berarti bisa ya pak soalnya saya takut kalau tidak jadi berangkat sesuai dengan tiket saya." jelas ibu tadi.
                "Ibu sudah pesan tiket apa belum?" Tanya si bapak.
                "Oh sudah pak kemarin beli sekalian!" Jelas ibu tadi.
                "Permisi bu saya harus kembali ke kantor!" Bapak itu berdiri meninggalkan kami padahal aku masih banyak pertanyaan untuk bapak petugas tadi.
Waktu sudah menunjukkan pukul setengah 5, ibu tadi pindah ke ruang tunggu depan karena HPnya mati biar memudahkan untuk melihat kedatangan penjemputnya. Now, aku sendiri menunggu tapi untungnya masih ada tukang ojek yang ramah, kami pun asyik ngobrol.
                "Mana mbak rumahnya?" Tanya Bapak ojek.
                "Dekat sini, pak!” Jawabku
                "Oh, ibu tadi istrinya polisi ya mbak?"
                "Iya, pak!"jawabku
                "Saya pikir mbak saudaranya!
                "Oh bukan pak saya ketemu ibu tadi di kereta! jawabku menjelaskan
                "Istrinya polisi!" kata bapak ojek dengan senyum misterius
                "Kenapa, pak? tanyaku penasaran
                "Biasanya polisi itu kalau sudah pensiun pasti penyakitnya stroke, asam urat, darah tinggi, dan jantung hanya sekitar itu-itu saja." Kata bapak itu.
Aku hanya mendengarkan saja,
                "Harus mengumpulkan uang dua koper untuk persiapan sakit." kata bapak ojek lainnya.
                "Dan anaknya biasanya "Nganggrang" (tidak berhasil,red)." Kata bapak itu.
                "Itu tetanggaku, anaknya hanya keluyuran saja, tidak jelas mau jadi apa, nakal amat dia itu!" Kata bapak ojek satunya.
                "Pokoknya orang mau jadi apa itu sesuai dengan apa yang dimakan, makanya kalau cari duit itu harus yang halal jangan mengambil hak orang lain."kata bapak ojek satunya agak emosi kedengarannya.
                "Polisi itu selalu jelek dimata masyarakat karena sikapnya itu, dimanapun polisi itu selalu berhadapan dengan mahasiswa, entah kalau tidak ada mahasiswa." Kata bapak ojek tersebut.
                "Saya pernah mengalami kejadian yang buruk mbak terkait polisi, waktu itu saya sedang mengantarkan penumpang ke Jombang, penumpang saya mau ke Yogyakarta dan dia minta diantar ke Jombang tapi dia hanya ada sisa uang Rp 50000, saya pun mengantarnya dengan upah Rp 50000 tadi sekaligus menolongnya. Di tengah jalan, waktu itu sudah pukul 22:00 ternyata ada polisi, saya juga kaget ada operasi malam-malam begini. Saya di berhentikan, surat-surat lengkap tapi yang jadi masalah adalah penumpang tidak memakai helm, saya pun menunjukkan kartu anggota ngojek saya tapi tetap saja saya dimintai uang, saya memberikan uang Rp 20000 tapi tidak mau mereka minta semuanya lalu saya menjelaskan bahwa saya dibayar lima puluh ribu, dua puluh ribu saya beli bensin, dua puluh ribu saya berikan pada bapak yang sepuluh ribu saya buat pegangan pulang buat saku anak saya, tapi tetap saja semuanya diminta, akhirnya saya pulang dengan nelangsa karena tidak membawa uang seribu pun dan lebih miris lagi saya tidak bisa memberikan uang saku pada anak saya, setelah kejadian itu saya tetap mengingat dan membatinnya, setelah beberapa hari kemudian saya bercerita pada polisi kenalan saya, dan apa yang saya dengar, polisi yang meminta uang pada saya mengalami perampokan. Allah Maha adil mbak, do'a orang yang di sakiti itu mustajab lho mbak." cerita Bapak ojek tadi.
Itu salah satu cerita yang aku dapat dari tukang ojek stasiun di waktu dini hari. Pagi hari yang trenyuh mendengar cerita-cerita yang dialami oleh tukang ojek dan rakyat kecil lainnya. KRD, kereta api yang sangat murah dan merakyat dan menjadi kendaraan saya waktu masih study di Surabaya sekarang dibatasi jadwal keberangkatannya. Kereta seharga Rp 2000 ini sangatlah membantu rakyat yang memiliki pendapatan yang minimum, dengan kereta ini mengantarkan mereka ke tempat kerja dan mengantarkan mereka kembali pulang tapi sekarang harapan itu tidak ada lagi, dulu mereka masih bisa menyimpan uang hasil kerja tapi sekarang ini semakin minim uang yang disimpan karena mereka harus pindah transportasi dari kereta murah meriah ke bus, tentu harganya menjadi mahal. Orang yang berpenghasilan Rp 25000 sehari sudah habis kalau di buat naik bus, kalau dulu mereka masih bisa menyisihkan sekarang tidak lagi.
KRD telah dibatasi keberangkatannya, Ini rute KRD dari Bojonegoro menuju Surabaya yang dulu : Berangkat dari stasiun Babat (kereta bermalam di stasiun ini) pukul 05:00 sampai di Surabaya pukul 07:00, Pukul 09:35 kereta berangkat menuju Bojonegoro, Pukul 13:00 berangkat dari Bojonegoro ke Surabaya, pukul 16:30 kereta berangkat dari Surabaya ke stasiun babat ini adalah perjalanan terakhir, sedangkan sekarang jadwalnya Pukul 14:00 berangkat dari stasiun Babat menuju Surabaya dan keesokan harinya kereta berangkat dari Surabaya menuju bojonegoro itulah jadwal yang aku dapat dari tukang ojek yang mangkal di stasiun.
KRD dibatasi jadwal keberangkatannya ini hasil demo rakyat kepada Bupati, alhamdulillah sekarang dijalankan kembali meski keberangkatannya di batasi. Sekarang yang diprioritaskan adalah KRD express dengan harga yang cukup mahal, yakni Rp 20000, bagi yang kaya sich tidak masalah lalu bagaimana dengan orang yang berpenghasilan minim?

Dunia saat ini, yang berbicara adalah uang, siapa mempunyai uang yang banyak maka dia mendapat prioritas utama tapi ketika pemilu, rakyat kecil mendapat prioritas utama. Semoga suatu hari nanti akan ada kebijakan yang lebih memprioritaskan rakyat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar