Senin, 10 Maret 2014

ASPAL



Aspal di era modern seperti ini mulai marak seakan-akan telah menjadi trend yang harus diikuti. Eits, ini bukan aspal yang dibuat bahan jalan ya tapi aspal yang satu ini kepanjangan dari asli tapi palsu. Barang tampak asli tapi sebenarnya palsu. Sekilas tiada cacat tapi ketika dipakai masanya tidak bertahan lama seperti aslinya.




Berbicara tentang aspal (asli tapi palsu) tidak lepas dengan istilah KW (kwalitas), entahlah istilah ini berasal darimana tapi istilah ini sangat popular di pasar-pasar, terutama di pusat perbelanjaan grosir. Misalnya yang menjual tas-tas dengan nama merk yang branded banget, tapi tentunya itu hanyalah sekedar merknya saja sedangkan tasnya bukanlah asli.
                “Mahal banget kalau beli yang asli, mbak.” Begitulah kata para pembeli.
Memang branded itu harganya selangit, bahkan hingga miliaran rupiah entahlah tas macam apa itu atau terbuat dari bahan seperti apa karena saya pun tidak pernah memegangnya. Tentu tas-tas dengan merk terkenal itu sangatlah menggiurkan mata para ibu-ibu. Kaum sosialita tentu dengan mudah untuk memilikinya sedangkan ibu-ibu dari kaum menengah cukup terpuaskan dengan barang-barang KW.
Bahkan saat ini muncul investasi tas maksudnya meminjam tas tapi dengan cara menginvestasikan tas. Dengan menginvestasikan dua tas dia mendapatkan kemudahan untuk memakai tas 24macam dari brand yang berbeda tapi dengan range harga yang sama selama satu tahun. Tak terpikirkan oleh saya dulu, bahwa tas saat ini bisa menjadi barang berharga yang bisa diinvestasikan atau dijual kembali bahkan bisa meraup untung jika harga mulai melambung tinggi. Sehingga tak heran kalau dari kaum sosialita berburu tas branded untuk berinvest, selain untuk bergaya.



Tidak hanya tas, tapi juga masih banyak barang lainnya yang “aspal” salah satunya gadget. Dengan semakin maraknya barang-barang “aspal” di pasaran membuat sebagian orang khawatir dalam membeli, khawatir kalau barang itu “aspal”. Sudah bayar mahal eh tak tahunya barang itu “aspal”, bikin kesel banget. Di zaman sekarang ini sulit sekali membedakan barang yang asli dengan yang palsu. Bahkan di toko ternama pun terdapat barang “aspal”, jadi tidak bisa menjamin barang itu asli.
Era saat ini status sosial menjadi hal yang sangat berarti, demi status dan ingin dihargai orang mereka rela melakukan apapun untuk mengikuti trend termasuk memakai barang “aspal” agar terlihat wah dimata orang. Hal inilah yang memicu pasar untuk terus berinovasi menghasilkan barang mewah tapi harga miring salah satunya dengan mengeluarkan barang “aspal”.
“Ini aspal ya…?” tanyaku pada seseorang yang baru saja membeli gadget yang sedang in dan dari brand yang laris.
“Memang, sengaja kok!” jawabnya santai.
Mahal dan buat apa beli mahal kalau ada barang bagus yang murah, ini merupakan dua alasan yang sering diucapkan ketika memilih membeli barang yang aspal.
terlepas “aspal” atau tidak suatu barang, yang penting bagus kualitasnya dan awet karena tidak semua barang branded itu bagus dan awet, kita yang harus benar-benar pintar dalam memilih barang. Nah, bagaimana dengan Anda? Mau aspal atau yang benar-benar asli?.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar