Aspal di era modern seperti ini mulai marak seakan-akan
telah menjadi trend yang harus diikuti. Eits, ini bukan aspal yang dibuat bahan
jalan ya tapi aspal yang satu ini kepanjangan dari asli tapi palsu. Barang
tampak asli tapi sebenarnya palsu. Sekilas tiada cacat tapi ketika dipakai
masanya tidak bertahan lama seperti aslinya.
Berbicara tentang aspal (asli tapi palsu) tidak lepas dengan
istilah KW (kwalitas), entahlah istilah ini berasal darimana tapi istilah ini
sangat popular di pasar-pasar, terutama di pusat perbelanjaan grosir. Misalnya
yang menjual tas-tas dengan nama merk yang branded banget, tapi tentunya itu
hanyalah sekedar merknya saja sedangkan tasnya bukanlah asli.
“Mahal
banget kalau beli yang asli, mbak.” Begitulah kata para pembeli.
Memang branded itu
harganya selangit, bahkan hingga miliaran rupiah entahlah tas macam apa itu
atau terbuat dari bahan seperti apa karena saya pun tidak pernah memegangnya.
Tentu tas-tas dengan merk terkenal itu sangatlah menggiurkan mata para ibu-ibu.
Kaum sosialita tentu dengan mudah untuk memilikinya sedangkan ibu-ibu dari kaum
menengah cukup terpuaskan dengan barang-barang KW.
Bahkan saat ini muncul investasi tas maksudnya meminjam tas
tapi dengan cara menginvestasikan tas. Dengan menginvestasikan dua tas dia
mendapatkan kemudahan untuk memakai tas 24macam dari brand yang berbeda tapi dengan range harga yang sama selama satu
tahun. Tak terpikirkan oleh saya dulu, bahwa tas saat ini bisa menjadi barang
berharga yang bisa diinvestasikan atau dijual kembali bahkan bisa meraup untung
jika harga mulai melambung tinggi. Sehingga tak heran kalau dari kaum sosialita
berburu tas branded untuk berinvest, selain untuk bergaya.
Tidak hanya tas, tapi juga masih banyak barang lainnya yang “aspal”
salah satunya gadget. Dengan semakin maraknya barang-barang “aspal” di pasaran
membuat sebagian orang khawatir dalam membeli, khawatir kalau barang itu “aspal”.
Sudah bayar mahal eh tak tahunya barang itu “aspal”, bikin kesel banget. Di
zaman sekarang ini sulit sekali membedakan barang yang asli dengan yang palsu.
Bahkan di toko ternama pun terdapat barang “aspal”, jadi tidak bisa menjamin
barang itu asli.
Era saat ini status sosial menjadi hal yang sangat berarti,
demi status dan ingin dihargai orang mereka rela melakukan apapun untuk
mengikuti trend termasuk memakai barang “aspal” agar terlihat wah dimata orang.
Hal inilah yang memicu pasar untuk terus berinovasi menghasilkan barang mewah
tapi harga miring salah satunya dengan mengeluarkan barang “aspal”.
“Ini aspal ya…?” tanyaku pada
seseorang yang baru saja membeli gadget yang sedang in dan dari brand yang
laris.
“Memang, sengaja kok!” jawabnya
santai.
Mahal dan buat apa beli mahal kalau ada barang bagus yang
murah, ini merupakan dua alasan yang sering diucapkan ketika memilih membeli
barang yang aspal.
terlepas “aspal” atau tidak suatu barang, yang penting bagus
kualitasnya dan awet karena tidak semua barang branded itu bagus dan awet, kita yang harus benar-benar
pintar dalam memilih barang. Nah, bagaimana dengan Anda? Mau aspal atau yang
benar-benar asli?.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar