Minggu, 02 Maret 2014

"Fatimah az-Zahra"



Ide menulis ini muncul setelah membacakan buku cerita pada kedua ponakan yang unyu-unyu. Biasanya  mereka tidak mau dibacakan tapi entahlah malam ini mereka meminta dibacakan. Buku cerita yang ingin dibacakan berjudul Fatimah az-zahra. Banyak sekali pelajaran yang bisa diambil dari cerita ini, salah satunya adalah bentuk kesderhanaan Rasululllah yang menurun pada Fatimah az-zahra.
Meskipun dia merupakan putri seorang Nabi yang dimuliakan semua umat muslim tetap saja dia tidak ingin disanjung dan di puji ataupun diperlakukan istimewa oleh orang-orang yang ada disekitarnya.  Fatimah meneladani perilaku Rasulullah, apa yang diajarkan padanya diterapkannya dalam kesehariannya dengan baik.
Fatimah tumbuh menjadi sesosok wanita yang brakhlak mulia. Dia menjadi wanita yang agung yang menebar kemuliaan. Wanita yang memiliki keutamaan agama, keturunan, dan sifat-sifat yang mulia. Fatimah dewasa menikah dengan salah satu sahabat Rasulullah, sahabat yang telah dididik beliau sendiri sejak kecil, yaitu Ali bin Abi Thalib.
Setelah menikah, kesederhanaan tetap menghiasi kehidupan mereka. Pernah suatu ketika Fatimah mendatangi kediaman Rasulullah untuk meminta bantuan beliau untuk berbagi makanan padanya. Tapi sesampainya disana dia menyaksikan bahwa Rasulullah sendiri belum makan beberapa hari sehingga beliau mengganjal perutnya dengan batu-batu kecil. Beliau mengajarkan kesabaran kepada Fatimah, lalu Fatimah pulang dengan gembira meski perutnya masih terasa lapar.
Fatimah menyelesaikan pekerjaan rumah tangganya sendiri tanpa ada seorang budak yang membantunya. Memasak, mencuci, menggiling gandum, mengasuh putranya semua itu dia lakukan sendiri bersama sang suami. Ali melihat semua itu menjadi kasihan pada istrinya, kulit tangannya menjadi kasar. Ali berkata pada Fatimah untuk meminta seorang budak kepada Rasulullah. Lalu mereka mendatangi Rasulullah dan mengutarakan niatnya. Tapi Rasulullah tidak memberikan apa yang diminta oleh Ali dan Fatimah tapi memberikan sesuatu yang lebih berharga dari apa yang diminta oleh mereka, yaitu Rasulullah mengajarkan untuk senantiasa berzikir kepada Allah swt. Berzikir kepada Allah di malam hari untuk memberikan ketenangan sehingga dapat menghilangkan keletihan setelah bekerja seharian.
Pernah suatu ketika Ali ditanya oleh Rasulullah tentang Fatimah, istri seperti apakah dia. Ali menjawab dia adalah teman terbaik dalam ibadah dan ketaatan kepada Allah. Fatimah merupakan istri yang baik dan bertanggung jawab. Dia juga memberikan pendidikan yang bermanfaat bagi anak-anaknya. Dialah putri Rasulullah yang paling dicintai.
Selain ahli ibadah, dia juga merupakan wanita yang berpengetahuan luas. Banyak wanita yang mendatangi Fatimah untuk bertanya tentang beberapa masalah fikih dan akidah, selain itu dia juga sebagai konsultan dari beberapa masalah.
Fatimah adalah teladan bagi wanita sedunia. Dia mempunyai nama-nama lain yang mulia. Diantaranya adalah Ummul Hasan, Ummul Husain, Ummul Muhsin, Ummul A’imah, dan Ummu Abiha. Dia juga mempunyai gelar yaitu al-batul.
Di era modern seperti ini sulit sekali untuk menemukan wanita yang berakhlak seperti  Fatimah. Bukan kesederhanaan lagi yang ditampilkan tapi glamorisasi yang ditampilkan. Semoga kita sebagai umat muslim tidak terjerumus kedalam reinkarnasi kehidupan jahiliyah. Amin..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar