Ide menulis ini muncul setelah membacakan buku cerita pada
kedua ponakan yang unyu-unyu.
Biasanya mereka tidak mau dibacakan tapi
entahlah malam ini mereka meminta dibacakan. Buku cerita yang ingin dibacakan
berjudul Fatimah az-zahra. Banyak sekali pelajaran yang bisa diambil dari
cerita ini, salah satunya adalah bentuk kesderhanaan Rasululllah yang menurun
pada Fatimah az-zahra.
Meskipun dia merupakan putri seorang Nabi yang dimuliakan
semua umat muslim tetap saja dia tidak ingin disanjung dan di puji ataupun
diperlakukan istimewa oleh orang-orang yang ada disekitarnya. Fatimah meneladani perilaku Rasulullah, apa
yang diajarkan padanya diterapkannya dalam kesehariannya dengan baik.
Fatimah tumbuh menjadi sesosok wanita yang brakhlak mulia.
Dia menjadi wanita yang agung yang menebar kemuliaan. Wanita yang memiliki
keutamaan agama, keturunan, dan sifat-sifat yang mulia. Fatimah dewasa menikah
dengan salah satu sahabat Rasulullah, sahabat yang telah dididik beliau sendiri
sejak kecil, yaitu Ali bin Abi Thalib.
Setelah menikah, kesederhanaan tetap menghiasi kehidupan
mereka. Pernah suatu ketika Fatimah mendatangi kediaman Rasulullah untuk
meminta bantuan beliau untuk berbagi makanan padanya. Tapi sesampainya disana
dia menyaksikan bahwa Rasulullah sendiri belum makan beberapa hari sehingga
beliau mengganjal perutnya dengan batu-batu kecil. Beliau mengajarkan kesabaran
kepada Fatimah, lalu Fatimah pulang dengan gembira meski perutnya masih terasa
lapar.
Fatimah menyelesaikan pekerjaan rumah tangganya sendiri
tanpa ada seorang budak yang membantunya. Memasak, mencuci, menggiling gandum,
mengasuh putranya semua itu dia lakukan sendiri bersama sang suami. Ali melihat
semua itu menjadi kasihan pada istrinya, kulit tangannya menjadi kasar. Ali
berkata pada Fatimah untuk meminta seorang budak kepada Rasulullah. Lalu mereka
mendatangi Rasulullah dan mengutarakan niatnya. Tapi Rasulullah tidak
memberikan apa yang diminta oleh Ali dan Fatimah tapi memberikan sesuatu yang
lebih berharga dari apa yang diminta oleh mereka, yaitu Rasulullah mengajarkan
untuk senantiasa berzikir kepada Allah swt. Berzikir kepada Allah di malam hari
untuk memberikan ketenangan sehingga dapat menghilangkan keletihan setelah
bekerja seharian.
Pernah suatu ketika Ali ditanya oleh Rasulullah tentang
Fatimah, istri seperti apakah dia. Ali menjawab dia adalah teman terbaik dalam
ibadah dan ketaatan kepada Allah. Fatimah merupakan istri yang baik dan
bertanggung jawab. Dia juga memberikan pendidikan yang bermanfaat bagi
anak-anaknya. Dialah putri Rasulullah yang paling dicintai.
Selain ahli ibadah, dia juga merupakan wanita yang
berpengetahuan luas. Banyak wanita yang mendatangi Fatimah untuk bertanya
tentang beberapa masalah fikih dan akidah, selain itu dia juga sebagai
konsultan dari beberapa masalah.
Fatimah adalah teladan bagi wanita sedunia. Dia mempunyai
nama-nama lain yang mulia. Diantaranya adalah Ummul Hasan, Ummul Husain, Ummul
Muhsin, Ummul A’imah, dan Ummu Abiha. Dia juga mempunyai gelar yaitu al-batul.
Di era modern seperti ini sulit sekali untuk menemukan
wanita yang berakhlak seperti Fatimah.
Bukan kesederhanaan lagi yang ditampilkan tapi glamorisasi yang ditampilkan. Semoga kita sebagai umat muslim tidak
terjerumus kedalam reinkarnasi kehidupan jahiliyah. Amin..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar